Selamat datang di tutorial lengkap Laravel untuk pemula! Jika Anda ingin belajar cara membangun aplikasi web modern dengan cepat, efisien, dan menyenangkan, maka Anda berada di tempat yang tepat. Laravel adalah framework PHP yang powerful dan elegant, dirancang untuk membuat proses pengembangan web menjadi lebih mudah dan terstruktur. Dalam panduan ini, kita akan membahas dasar-dasar Laravel, mulai dari instalasi hingga membangun aplikasi web sederhana langkah demi langkah. Jadi, siapkan kopi Anda, dan mari kita mulai petualangan ini!
1. Apa Itu Laravel dan Mengapa Memilih Laravel?
Sebelum kita menyelam lebih dalam, mari kita pahami dulu apa itu Laravel dan mengapa framework ini begitu populer di kalangan developer.
Laravel adalah sebuah framework PHP open-source yang dirancang untuk mempermudah pengembangan aplikasi web. Ia menyediakan berbagai fitur yang sudah jadi ( out-of-the-box ), seperti routing, templating engine, database migration, ORM (Object-Relational Mapping), dan masih banyak lagi.
Mengapa Memilih Laravel?
Ada banyak alasan mengapa Laravel menjadi pilihan utama para pengembang web:
- Kemudahan Penggunaan: Laravel memiliki sintaks yang bersih, mudah dibaca, dan intuitif. Ini membuatnya sangat mudah dipelajari, terutama bagi pemula yang baru belajar framework PHP.
- Fitur Lengkap: Laravel menyediakan berbagai fitur yang Anda butuhkan untuk membangun aplikasi web modern, mulai dari sistem otentikasi hingga manajemen queue.
- Komunitas Besar dan Aktif: Laravel memiliki komunitas pengembang yang sangat besar dan aktif. Ini berarti Anda dapat dengan mudah menemukan bantuan dan sumber daya jika Anda mengalami masalah.
- Keamanan: Laravel memiliki fitur keamanan bawaan yang membantu Anda melindungi aplikasi Anda dari berbagai ancaman, seperti cross-site scripting (XSS) dan SQL injection.
- Skalabilitas: Laravel dirancang untuk menangani aplikasi web dengan lalu lintas tinggi. Framework ini menyediakan berbagai fitur yang membantu Anda menskalakan aplikasi Anda sesuai kebutuhan.
- Dokumentasi Lengkap: Laravel memiliki dokumentasi yang sangat lengkap dan terstruktur. Ini memudahkan Anda untuk memahami cara kerja framework dan menemukan solusi untuk masalah yang Anda hadapi.
Singkatnya, Laravel adalah pilihan yang sangat baik bagi pengembang web yang ingin membangun aplikasi web modern dengan cepat, efisien, dan aman.
2. Persiapan Awal: Instalasi dan Konfigurasi Laravel di Komputer Anda
Sebelum memulai coding, kita perlu menyiapkan lingkungan pengembangan ( development environment ) dan menginstal Laravel di komputer kita. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Persyaratan Sistem:
- PHP: Versi 8.1 atau lebih tinggi. Pastikan ekstensi PHP berikut terpasang: Ctype, cURL, DOM, Fileinfo, Filter, Hash, Mbstring, OpenSSL, PCRE, PDO, Tokenizer, XML, dan JSON.
- Composer: Manajer dependensi PHP. Anda dapat mengunduhnya di https://getcomposer.org/.
- Database: Anda dapat menggunakan MySQL, PostgreSQL, SQLite, atau SQL Server.
Langkah-Langkah Instalasi:
-
Instal Composer: Ikuti petunjuk instalasi di situs web Composer. Setelah instalasi selesai, Anda dapat memverifikasi instalasi dengan menjalankan perintah
composer
di command line atau terminal. -
Instal Laravel melalui Composer: Buka command line atau terminal Anda, lalu navigasikan ke direktori tempat Anda ingin menyimpan proyek Laravel Anda. Kemudian, jalankan perintah berikut:
composer create-project --prefer-dist laravel/laravel nama-proyek
Ganti
nama-proyek
dengan nama yang Anda inginkan untuk proyek Laravel Anda. Perintah ini akan mengunduh dan menginstal Laravel serta semua dependensinya. -
Masuk ke Direktori Proyek: Setelah instalasi selesai, navigasikan ke direktori proyek Anda:
cd nama-proyek
-
Konfigurasi Database (opsional): Jika Anda ingin menggunakan database, Anda perlu mengkonfigurasi koneksi database di file
.env
. Buka file.env
di editor teks Anda dan cari bagian yang terkait dengan konfigurasi database:DB_CONNECTION=mysql DB_HOST=127.0.0.1 DB_PORT=3306 DB_DATABASE=nama_database DB_USERNAME=nama_pengguna DB_PASSWORD=kata_sandi
Ganti nilai-nilai di atas dengan informasi koneksi database Anda. Pastikan database yang Anda tentukan sudah dibuat.
-
Jalankan Server Pengembangan: Laravel menyediakan server pengembangan bawaan yang dapat Anda gunakan untuk menguji aplikasi Anda. Jalankan perintah berikut:
php artisan serve
Ini akan memulai server pengembangan di
http://127.0.0.1:8000
. Buka URL ini di browser Anda untuk melihat halaman selamat datang Laravel.
Selamat! Anda telah berhasil menginstal dan menjalankan Laravel di komputer Anda. Sekarang kita siap untuk mulai membangun aplikasi web.
3. Memahami Struktur Direktori Laravel untuk Pengembangan Aplikasi
Struktur direktori Laravel terorganisir dengan baik untuk memisahkan berbagai komponen aplikasi. Memahami struktur ini akan membantu Anda menemukan file yang Anda butuhkan dengan cepat dan efisien. Berikut adalah penjelasan singkat tentang direktori-direktori utama:
-
app/
: Direktori ini berisi kode inti aplikasi Anda, seperti models, controllers, providers, policies, dan services. -
bootstrap/
: Direktori ini berisi file bootstrap yang memulai framework Laravel. -
config/
: Direktori ini berisi file konfigurasi untuk berbagai aspek aplikasi Anda, seperti database, email, dan sesi. -
database/
: Direktori ini berisi migrations, seeders, dan factories untuk mengelola database Anda. -
public/
: Direktori ini adalah direktori publik yang dapat diakses melalui web. Ini berisi file-file seperti CSS, JavaScript, gambar, dan fileindex.php
yang menjadi titik masuk aplikasi Anda. -
resources/
: Direktori ini berisi views (template tampilan), assets (CSS, JavaScript), dan language files. -
routes/
: Direktori ini berisi file-file yang mendefinisikan rute aplikasi Anda. -
storage/
: Direktori ini digunakan untuk menyimpan file-file yang diunggah pengguna, log, dan sesi. -
tests/
: Direktori ini berisi tests untuk aplikasi Anda. -
vendor/
: Direktori ini berisi dependensi yang diinstal melalui Composer.
Memahami struktur direktori ini sangat penting untuk mengembangkan aplikasi Laravel dengan efisien. Luangkan waktu untuk menjelajahi setiap direktori dan memahami peran masing-masing.
4. Routing di Laravel: Menentukan Jalur Aplikasi Web Anda
Routing adalah proses memetakan URL ke kode yang akan dijalankan. Di Laravel, Anda dapat mendefinisikan rute di file-file yang terletak di direktori routes/
.
File Rute:
routes/web.php
: Digunakan untuk mendefinisikan rute untuk antarmuka web ( web interface ).routes/api.php
: Digunakan untuk mendefinisikan rute untuk API.routes/console.php
: Digunakan untuk mendefinisikan perintah Artisan (CLI).routes/channels.php
: Digunakan untuk mendefinisikan broadcast channels untuk WebSockets.
Contoh Rute Sederhana:
Berikut adalah contoh rute sederhana yang mendefinisikan rute untuk halaman beranda:
Route::get('/', function () {
return view('welcome');
});
Kode ini mendefinisikan rute GET
untuk URL /
. Ketika pengguna mengakses URL ini, Laravel akan menjalankan fungsi closure yang mengembalikan view bernama welcome
.
Rute dengan Parameter:
Anda juga dapat mendefinisikan rute dengan parameter. Misalnya:
Route::get('/user/{id}', function ($id) {
return 'User ID: ' . $id;
});
Kode ini mendefinisikan rute GET
untuk URL /user/{id}
, di mana {id}
adalah parameter yang akan diteruskan ke fungsi closure. Ketika pengguna mengakses URL /user/123
, fungsi closure akan menerima nilai 123
sebagai parameter $id
.
Rute dengan Controller:
Cara yang lebih terstruktur untuk mendefinisikan rute adalah dengan menggunakan controller. Controller adalah kelas yang berisi logika untuk menangani permintaan HTTP.
Pertama, buat controller baru dengan perintah Artisan:
php artisan make:controller UserController
Ini akan membuat file UserController.php
di direktori app/Http/Controllers/
. Kemudian, definisikan metode di dalam controller tersebut:
namespace AppHttpControllers;
use IlluminateHttpRequest;
class UserController extends Controller
{
public function show($id)
{
return 'User ID: ' . $id;
}
}
Selanjutnya, definisikan rute yang mengarah ke metode show
di UserController
:
Route::get('/user/{id}', [UserController::class, 'show']);
Ini akan memetakan URL /user/{id}
ke metode show
di UserController
.
Routing adalah bagian penting dari pengembangan aplikasi web. Dengan memahami bagaimana cara mendefinisikan rute dengan benar, Anda dapat membuat aplikasi yang terstruktur dan mudah dipelihara.
5. Templating dengan Blade: Membuat Tampilan yang Dinamis
Blade adalah templating engine yang disediakan oleh Laravel. Ini memungkinkan Anda untuk membuat tampilan yang dinamis dan mudah dipelihara dengan menggunakan sintaks yang sederhana dan intuitif.
File View:
File view Blade memiliki ekstensi .blade.php
dan terletak di direktori resources/views/
.
Contoh View Blade:
Berikut adalah contoh view Blade sederhana:
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Selamat Datang</title>
</head>
<body>
<h1>Halo, {{ $nama }}!</h1>
<p>Selamat datang di aplikasi web saya.</p>
</body>
</html>
Dalam contoh ini, {{ $nama }}
adalah variabel yang akan digantikan dengan nilai yang diteruskan dari controller.
Meneruskan Data ke View:
Untuk meneruskan data ke view, Anda dapat menggunakan fungsi view()
:
public function index()
{
$nama = 'John Doe';
return view('welcome', ['nama' => $nama]);
}
Kode ini akan meneruskan variabel $nama
ke view welcome
.
Direktif Blade:
Blade menyediakan berbagai direktif yang memungkinkan Anda untuk melakukan operasi yang lebih kompleks di dalam view. Beberapa direktif yang umum digunakan:
-
@if
,@elseif
,@else
,@endif
: Digunakan untuk pernyataan kondisional.@if ($umur >= 18) <p>Anda sudah cukup umur untuk mengakses konten ini.</p> @else <p>Anda belum cukup umur untuk mengakses konten ini.</p> @endif
-
@foreach
,@forelse
,@endforeach
: Digunakan untuk melakukan iterasi melalui array atau koleksi.<ul> @foreach ($users as $user) <li>{{ $user->nama }}</li> @endforeach </ul>
-
@include
: Digunakan untuk menyertakan view lain.@include('partials.header') <p>Isi halaman.</p> @include('partials.footer')
-
@extends
,@section
,@yield
: Digunakan untuk membuat tata letak ( layout ) dan bagian-bagian ( sections ) view.-
resources/views/layouts/app.blade.php
:<!DOCTYPE html> <html> <head> <title>@yield('title')</title> </head> <body> @include('partials.navbar') <div class="container"> @yield('content') </div> @include('partials.footer') </body> </html>
-
resources/views/pages/home.blade.php
:@extends('layouts.app') @section('title', 'Beranda') @section('content') <h1>Selamat Datang di Beranda!</h1> <p>Ini adalah isi halaman beranda.</p> @endsection
-
Blade adalah alat yang sangat powerful untuk membuat tampilan yang dinamis dan mudah dipelihara. Dengan menggunakan direktif Blade, Anda dapat membuat tampilan yang kompleks dengan mudah dan efisien.
6. Database Migration: Mengelola Struktur Database Anda
Database migration adalah cara untuk mengelola struktur database Anda secara terprogram. Alih-alih mengubah struktur database secara manual, Anda dapat membuat file migration yang mendefinisikan perubahan yang ingin Anda lakukan. Ini memungkinkan Anda untuk melacak perubahan struktur database Anda dan menerapkan perubahan tersebut dengan mudah di lingkungan yang berbeda.
Membuat Migration:
Untuk membuat migration baru, Anda dapat menggunakan perintah Artisan:
php artisan make:migration create_users_table
Ini akan membuat file migration baru di direktori database/migrations/
. Nama file akan mengikuti format YYYY_MM_DD_HHMMSS_create_users_table.php
.
Struktur Migration:
Setiap file migration berisi dua metode: up()
dan down()
.
up()
: Metode ini berisi kode yang akan dijalankan saat Anda menjalankan migration.down()
: Metode ini berisi kode yang akan dijalankan saat Anda membatalkan migration.
Contoh Migration:
Berikut adalah contoh migration untuk membuat tabel users
:
use IlluminateDatabaseMigrationsMigration;
use IlluminateDatabaseSchemaBlueprint;
use IlluminateSupportFacadesSchema;
class CreateUsersTable extends Migration
{
/**
* Run the migrations.
*
* @return void
*/
public function up()
{
Schema::create('users', function (Blueprint $table) {
$table->id();
$table->string('nama');
$table->string('email')->unique();
$table->string('password');
$table->timestamps();
});
}
/**
* Reverse the migrations.
*
* @return void
*/
public function down()
{
Schema::dropIfExists('users');
}
}
Dalam contoh ini, metode up()
membuat tabel users
dengan kolom id
, nama
, email
, password
, dan timestamps
. Metode down()
menghapus tabel users
.
Menjalankan Migration:
Untuk menjalankan migration, Anda dapat menggunakan perintah Artisan:
php artisan migrate
Ini akan menjalankan semua migration yang belum dijalankan.
Membatalkan Migration:
Untuk membatalkan migration terakhir, Anda dapat menggunakan perintah Artisan:
php artisan migrate:rollback
Ini akan menjalankan metode down()
pada migration terakhir.
Mengelola Migration di Lingkungan yang Berbeda:
Database migration sangat berguna untuk mengelola struktur database Anda di lingkungan yang berbeda, seperti pengembangan, pengujian, dan produksi. Dengan menggunakan migration, Anda dapat memastikan bahwa struktur database Anda konsisten di semua lingkungan.
7. ORM Eloquent: Berinteraksi dengan Database secara Mudah
Eloquent ORM (Object-Relational Mapping) adalah fitur yang disediakan oleh Laravel untuk berinteraksi dengan database. Eloquent menyediakan cara yang mudah dan intuitif untuk melakukan operasi database seperti create, read, update, dan delete (CRUD) menggunakan objek PHP.
Membuat Model:
Untuk menggunakan Eloquent, Anda perlu membuat model yang merepresentasikan tabel database. Anda dapat membuat model dengan perintah Artisan:
php artisan make:model User
Ini akan membuat file User.php
di direktori app/Models/
.
Struktur Model:
Model Eloquent biasanya berisi informasi tentang tabel database yang sesuai dan kolom-kolom yang ada di tabel tersebut.
Contoh Model:
Berikut adalah contoh model User
:
namespace AppModels;
use IlluminateDatabaseEloquentFactoriesHasFactory;
use IlluminateDatabaseEloquentModel;
class User extends Model
{
use HasFactory;
protected $table = 'users'; // Nama tabel database
protected $primaryKey = 'id'; // Kolom primary key
protected $fillable = ['nama', 'email', 'password']; // Kolom yang boleh diisi
protected $hidden = ['password']; // Kolom yang disembunyikan
}
Melakukan Operasi Database dengan Eloquent:
Setelah Anda memiliki model, Anda dapat menggunakan Eloquent untuk melakukan berbagai operasi database:
-
Menambahkan Data (Create):
$user = new User(); $user->nama = 'Jane Doe'; $user->email = '[email protected]'; $user->password = bcrypt('password'); $user->save();
Atau, Anda dapat menggunakan metode
create()
:$user = User::create([ 'nama' => 'Jane Doe', 'email' => '[email protected]', 'password' => bcrypt('password') ]);
-
Membaca Data (Read):
// Mendapatkan semua data $users = User::all(); // Mendapatkan data berdasarkan ID $user = User::find(1); // Mendapatkan data dengan kondisi $users = User::where('nama', 'like', '%John%')->get();
-
Memperbarui Data (Update):
$user = User::find(1); $user->nama = 'John Smith'; $user->save();
-
Menghapus Data (Delete):
$user = User::find(1); $user->delete();
Eloquent ORM membuat interaksi dengan database menjadi lebih mudah dan intuitif. Dengan menggunakan Eloquent, Anda dapat fokus pada logika aplikasi Anda tanpa harus khawatir tentang detail implementasi database.
8. Otentikasi dan Otorisasi: Mengamankan Aplikasi Web Laravel Anda
Otentikasi dan otorisasi adalah dua aspek penting dalam keamanan aplikasi web. Otentikasi adalah proses memverifikasi identitas pengguna, sedangkan otorisasi adalah proses menentukan apa yang boleh dilakukan oleh pengguna setelah mereka diautentikasi.
Laravel Breeze: Starter Kit Otentikasi Sederhana
Laravel Breeze adalah paket otentikasi minimalis yang menyediakan dasar untuk mengimplementasikan otentikasi dengan cepat. Breeze menyediakan tampilan (views) yang sudah jadi untuk login, registrasi, dan password reset.
Untuk menginstal Breeze, jalankan perintah berikut:
composer require laravel/breeze --dev
php artisan breeze:install blade
npm install
npm run dev
php artisan migrate
Perintah ini akan menginstal Breeze, menerbitkan tampilan dan rute otentikasi, dan menjalankan migration database. Setelah instalasi selesai, Anda dapat mengakses rute-rute otentikasi seperti /login
dan /register
di browser Anda.
Otentikasi Manual:
Jika Anda ingin mengimplementasikan otentikasi secara manual, Anda dapat menggunakan facade Auth
yang disediakan oleh Laravel.
-
Login Pengguna:
use IlluminateSupportFacadesAuth; if (Auth::attempt(['email' => $email, 'password' => $password])) { // Otentikasi berhasil return redirect()->intended('dashboard'); } else { // Otentikasi gagal return back()->withErrors(['email' => 'Email atau password salah.']); }
-
Logout Pengguna:
use IlluminateSupportFacadesAuth; Auth::logout(); return redirect('/');
-
Memeriksa Apakah Pengguna Sudah Login:
use IlluminateSupportFacadesAuth; if (Auth::check()) { // Pengguna sudah login } else { // Pengguna belum login }
Otorisasi dengan Policies:
Policies adalah kelas yang berisi logika otorisasi untuk sumber daya tertentu. Misalnya, Anda dapat membuat policy untuk menentukan apakah pengguna memiliki izin untuk memperbarui atau menghapus post blog.
Untuk membuat policy baru, gunakan perintah Artisan:
php artisan make:policy PostPolicy --model=Post
Ini akan membuat file PostPolicy.php
di direktori app/Policies/
.
Di dalam policy, Anda dapat mendefinisikan metode-metode yang menentukan izin untuk berbagai tindakan:
namespace AppPolicies;
use AppModelsUser;
use AppModelsPost;
use IlluminateAuthAccessHandlesAuthorization;
class PostPolicy
{
use HandlesAuthorization;
public function update(User $user, Post $post)
{
return $user->id === $post->user_id;
}
public function delete(User $user, Post $post)
{
return $user->id === $post->user_id;
}
}
Untuk menggunakan policy, Anda dapat menggunakan metode authorize()
di controller atau view:
public function update(Request $request, Post $post)
{
$this->authorize('update', $post);
// ...
}
Otentikasi dan otorisasi adalah aspek penting dari keamanan aplikasi web. Dengan mengimplementasikan otentikasi dan otorisasi dengan benar, Anda dapat melindungi aplikasi Anda dari akses yang tidak sah dan memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat melakukan tindakan tertentu. Laravel menyediakan berbagai fitur dan alat untuk mempermudah implementasi otentikasi dan otorisasi.
9. Validasi Data: Memastikan Input Pengguna Valid
Validasi data adalah proses memastikan bahwa data yang dimasukkan oleh pengguna sesuai dengan aturan yang Anda tentukan. Validasi data penting untuk mencegah kesalahan dan memastikan bahwa aplikasi Anda menerima data yang valid.
Validasi dengan Request:
Cara yang umum untuk melakukan validasi data di Laravel adalah dengan menggunakan request. Anda dapat membuat request khusus yang berisi aturan validasi untuk data yang dikirimkan oleh pengguna.
Untuk membuat request baru, gunakan perintah Artisan:
php artisan make:request StorePostRequest
Ini akan membuat file StorePostRequest.php
di direktori app/Http/Requests/
.
Di dalam request, Anda dapat mendefinisikan aturan validasi di metode rules()
:
namespace AppHttpRequests;
use IlluminateFoundationHttpFormRequest;
class StorePostRequest extends FormRequest
{
/**
* Determine if the user is authorized to make this request.
*
* @return bool
*/
public function authorize()
{
return true; // Ubah menjadi false jika memerlukan otorisasi
}
/**
* Get the validation rules that apply to the request.
*
* @return array
*/
public function rules()
{
return [
'title' => 'required|max:255',
'body' => 'required',
];
}
}
Dalam contoh ini, aturan validasi menentukan bahwa kolom title
harus diisi ( required
) dan panjangnya tidak boleh lebih dari 255 karakter ( max:255
), dan kolom body
harus diisi ( required
).
Untuk menggunakan request, Anda dapat memasukkannya sebagai type hint di metode controller:
public function store(StorePostRequest $request)
{
$validatedData = $request->validated();
// ...
}
Laravel akan secara otomatis menjalankan validasi sesuai dengan aturan yang Anda definisikan di request. Jika validasi gagal, Laravel akan mengembalikan respons dengan pesan kesalahan validasi.
Menampilkan Pesan Kesalahan Validasi:
Untuk menampilkan pesan kesalahan validasi di view, Anda dapat menggunakan variabel $errors
yang secara otomatis tersedia di setiap view.
@if ($errors->any())
<div class="alert alert-danger">
<ul>
@foreach ($errors->all() as $error)
<li>{{ $error }}</li>
@endforeach
</ul>
</div>
@endif
Validasi data adalah bagian penting dari pengembangan aplikasi web. Dengan melakukan validasi data, Anda dapat memastikan bahwa aplikasi Anda menerima data yang valid dan mencegah kesalahan yang dapat menyebabkan masalah keamanan atau fungsionalitas. Laravel menyediakan berbagai fitur dan alat untuk mempermudah validasi data.
10. Pengujian (Testing) di Laravel: Memastikan Kualitas Kode Anda
Pengujian adalah proses penting untuk memastikan kualitas kode Anda dan mencegah bug. Laravel menyediakan dukungan yang sangat baik untuk pengujian, termasuk testing framework PHPUnit dan berbagai fitur yang mempermudah penulisan tests.
Jenis-Jenis Testing:
- Unit Testing: Menguji unit kode terkecil secara individual, seperti fungsi atau metode.
- Feature Testing (Integration Testing): Menguji interaksi antara beberapa unit kode atau komponen aplikasi.
- Browser Testing (End-to-End Testing): Menguji aplikasi secara keseluruhan dari sudut pandang pengguna, menggunakan browser otomatis seperti Selenium atau Dusk.
File Testing:
File-test terletak di direktori tests/
. Laravel menyediakan dua direktori utama untuk tests:
tests/Unit/
: Untuk menyimpan unit tests.tests/Feature/
: Untuk menyimpan feature tests.
Membuat Test:
Untuk membuat test baru, Anda dapat menggunakan perintah Artisan:
php artisan make:test ExampleTest
Ini akan membuat file ExampleTest.php
di direktori tests/Feature/
. Untuk membuat unit test, gunakan opsi --unit
:
php artisan make:test ExampleTest --unit
Contoh Feature Test:
Berikut adalah contoh feature test untuk menguji halaman beranda:
namespace TestsFeature;
use IlluminateFoundationTestingRefreshDatabase;
use TestsTestCase;
class ExampleTest extends TestCase
{
/**
* A basic test example.
*
* @return void
*/
public function test_the_application_returns_a_successful_response()
{
$response = $this->get('/');
$response->assertStatus(200);
}
}
Dalam contoh ini, test mengirimkan permintaan GET
ke URL /
dan memastikan bahwa respons yang dikembalikan memiliki kode status 200 (OK).
Menjalankan Tests:
Untuk menjalankan semua tests, Anda dapat menggunakan perintah Artisan:
php artisan test
Anda juga dapat menjalankan test tertentu dengan menentukan nama file test:
php artisan test tests/Feature/ExampleTest.php
Menggunakan Database Transactions:
Untuk mencegah tests mengubah data di database Anda, Anda dapat menggunakan database transactions. Database transactions memungkinkan Anda untuk melakukan serangkaian operasi database dalam sebuah transaksi. Jika test berhasil, transaksi akan di-commit. Jika test gagal, transaksi akan di-rollback.
Untuk menggunakan database transactions, Anda dapat menggunakan trait RefreshDatabase
di test Anda:
namespace TestsFeature;
use IlluminateFoundationTestingRefreshDatabase;
use TestsTestCase;
class ExampleTest extends TestCase
{
use RefreshDatabase;
// ...
}
Pengujian adalah bagian penting dari pengembangan aplikasi web. Dengan menulis tests, Anda dapat memastikan kualitas kode Anda dan mencegah bug. Laravel menyediakan dukungan yang sangat baik untuk pengujian, membuat proses pengujian menjadi lebih mudah dan efisien.
11. Deployment: Menerbitkan Aplikasi Laravel Anda ke Internet
Setelah Anda selesai mengembangkan aplikasi Laravel Anda, langkah selanjutnya adalah deployment, yaitu menerbitkan aplikasi Anda ke server web agar dapat diakses melalui internet. Ada beberapa cara untuk melakukan deployment aplikasi Laravel:
Opsi Deployment:
- Shared Hosting: Opsi yang paling terjangkau, tetapi kurang fleksibel dan mungkin memiliki batasan sumber daya.
- Virtual Private Server (VPS): Memberikan kontrol lebih besar atas server Anda dan sumber daya yang dialokasikan.
- Cloud Hosting (AWS, Google Cloud, Azure): Memberikan skalabilitas dan fleksibilitas yang tinggi, tetapi bisa lebih mahal.
- Laravel Vapor: Platform deployment khusus untuk aplikasi Laravel yang berjalan di AWS Lambda.
Langkah-Langkah Deployment Sederhana:
Berikut adalah langkah-langkah deployment sederhana untuk aplikasi Laravel ke VPS:
- Siapkan Server: Pastikan server Anda memiliki PHP, Composer, dan database yang diinstal.
- Unggah Kode Aplikasi: Unggah kode aplikasi Laravel Anda ke server menggunakan FTP atau SSH.
- Instal Dependensi: Navigasikan ke direktori aplikasi di server dan jalankan perintah
composer install
untuk menginstal dependensi. - Konfigurasi Database: Buat database baru dan konfigurasikan koneksi database di file
.env
di server. - Jalankan Migration: Jalankan perintah
php artisan migrate
untuk membuat tabel database. - Generate Application Key: Jalankan perintah
php artisan key:generate
untuk menghasilkan application key. - Konfigurasi Web Server: Konfigurasikan web server (Apache atau Nginx) untuk mengarahkan lalu lintas ke direktori
public/
di aplikasi Anda. - Optimalkan Aplikasi: Jalankan perintah
php artisan optimize
untuk mengoptimalkan aplikasi Anda untuk produksi. - Konfigurasi Queue (Opsional): Jika aplikasi Anda menggunakan queue, konfigurasikan queue worker untuk memproses job.
Tips Deployment:
- Gunakan version control (Git) untuk melacak perubahan kode dan mempermudah deployment.
- Gunakan continuous integration/continuous deployment (CI/CD) untuk mengotomatiskan proses deployment.
- Gunakan environment variables untuk menyimpan konfigurasi aplikasi yang berbeda di lingkungan yang berbeda.
- Pantau kinerja aplikasi Anda dan lakukan optimasi jika diperlukan.
Deployment adalah langkah penting untuk membuat aplikasi Laravel Anda dapat diakses oleh pengguna. Dengan mengikuti langkah-langkah yang benar, Anda dapat menerbitkan aplikasi Anda dengan lancar dan memastikan bahwa aplikasi Anda berjalan dengan baik di lingkungan produksi.
12. Belajar Lebih Lanjut: Sumber Daya dan Komunitas Laravel Indonesia
Selamat, Anda telah menyelesaikan tutorial Laravel untuk pemula! Sekarang Anda memiliki dasar yang kuat untuk membangun aplikasi web modern dengan Laravel. Namun, ini hanyalah awal dari perjalanan Anda. Untuk menjadi pengembang Laravel yang mahir, Anda perlu terus belajar dan berlatih.
Sumber Daya untuk Belajar Laravel:
- Dokumentasi Resmi Laravel: https://laravel.com/docs (Sumber informasi terlengkap dan terpercaya tentang Laravel)
- Laravel News: https://laravel-news.com/ (Berita, tutorial, dan tips tentang Laravel)
- Laracasts: https://laracasts.com/ (Platform pembelajaran video premium dengan kursus Laravel yang komprehensif)
- YouTube: Cari channel YouTube dengan tutorial Laravel, seperti Laravel Daily atau FreeCodeCamp.org.
Komunitas Laravel Indonesia:
- Grup Facebook Laravel Indonesia: Cari grup di Facebook dengan kata kunci “Laravel Indonesia” atau “PHP Indonesia”.
- Forum Diskusi Online: StackOverflow dengan tag “Laravel” atau forum khusus PHP di Indonesia.
- Komunitas Lokal: Cari komunitas Laravel di kota Anda (jika ada).
Tips untuk Belajar Laravel Lebih Lanjut:
- Bangun Proyek: Cara terbaik untuk belajar adalah dengan membangun proyek nyata. Mulailah dengan proyek sederhana, seperti aplikasi to-do list atau blog sederhana, lalu tingkatkan kompleksitasnya secara bertahap.
- Baca Kode Open-Source: Baca kode aplikasi Laravel open-source untuk mempelajari praktik terbaik dan teknik-teknik yang digunakan oleh pengembang berpengalaman.
- Berkontribusi ke Open-Source: Pertimbangkan untuk berkontribusi ke proyek Laravel open-source. Ini adalah cara yang bagus untuk meningkatkan keterampilan Anda dan mendapatkan pengakuan di komunitas.
- Berpartisipasi dalam Komunitas: Berpartisipasi dalam komunitas Laravel. Ajukan pertanyaan, jawab pertanyaan, dan bagikan pengetahuan Anda.
Dengan terus belajar dan berlatih, Anda akan menjadi pengembang Laravel yang handal dan dapat membangun aplikasi web modern yang powerful dan elegant. Selamat berkarya!